Sabtu, 27 Maret 2010

Fiswan (Teknik Pembadahan) Laporan 1

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipofisa merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak didalam struktur bertulang (selatur sika) di dasar otak. Sela tursika melindungi hipofisa tetapi memberikan ruang yang sangat kecil untuk mengembang. Jika hipofisa membesar, akan cenderung mendorong ke atas, seringkali menekan daerah otak yang membawa sinyal dari mata dan mungkin akan menyebabkan sakit kepala atau gangguan penglihatan. Hipofisa bertujuan untuk mempercepat kematangan gonad 10 – 12 jam sebelum memijah disuntik dengan kelenjar hipofisa. Kematangan gonad tergantung dari ukuran dan bentuk hewan.
Lingkungan tumbuh (habitat) yang paling ideal adalah perairan air tawar yang memiliki suhu antara 14oC – 38 oC, atau suhu optimal 25oC – 30oC. Keadaan suhu yang rendah yaitu suhu kurang dari 140C ataupun suhu yang terlalu tinggi di atas 300C akan menghambat pertumbuhan nila. Ikan nila memiliki toleransi tinggi terhadap perubahan lingkungan hidup. Keadaan pH air antara 5 – 11 dapat ditoleransi oleh ikan nila, tetapi pH yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan ikan ini adalah 7- 8. Ikan nila masih dapat tumbuh dalam keadaan air asin pada salinitas 0-35 ppt. Oleh karena itu, ikan nila dapat dibudidayakan di perairan payau, tambak dan perairan laut, terutama untuk tujuan usaha pembesaran
Ikan merupakan salah satu organisme yang mendiami hampir seluruh lapisan perairan di laut. Sebagai organisme yang paling banyak dikonsumsi manusia, ikan menjadi sangat penting di dalam dunia perikanan.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum yang lebih spesifik tentang teknik-teknik dalam proses pembedahan..
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum teknik pembedahan ini adalah untuk mengadakan pembelahan dengan menggunakan pembelahan teknik hipofisa.
Kegunaan dari praktikum ini adalah dapat melatih dan memberikan informasi, serta menambah wawasan mahasiswa bagaimana teknik pembedahan yang baik sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari












II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi dan Morfologi
Ikan nila (O. niloticus) merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan merupakan komoditas penting dalam bisnis ikan air tawar dunia. Rukmana (1997), Arie (1999) menjelaskan ikan Nila tergolong genus Oreochromis, berdasarkan hal tersebut maka klasifikasi ikan nila adalah :
Phylum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Ordo : Percomorphi
Famili : Percoida
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus




Gambar 5. Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
(Sumber : www.O-Fish.net.id.com, 2008)

Ikan Nila (Oreochromis sp.) termasuk salah satu diantara komoditi perikanan yang potensial untuk dibudidayakan karena mempunyai kelangsungan hidup yang cukup tinggi, yang merupakan hasil persilangan dari beberapa farietas ikan Nila yang ada di dunia dan telah berhasil dikembangkan berbagai farietas baru yang unggul (Kordi, G., 1997).
Ikan nila dikenal sebagai ikan yang tahan terhadap perubahan lingkungan tempat hidupnya. Nila hidup di lingkungan air tawar, air payau, dan air asin. Kadar garam air yang disukai antara 0-35 ppt. Ikan nila air tawar dapat dipindahkan ke air asin dengan proses adaptasi bertahap. Kadar garam air dinaikkan sedikit demi sedikit. Pemindahan ikan nila secara mendadak ke dalam air yang kadar garamnya sangat berbeda dapat mengakibatkan stress dan kematian ikan (Sukanto, 1992).
Ikan nila gift memiliki lima buah sirip yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip perut (ventral fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggung mulai memanjang dari bagian atas tutup insang sampai bagian atas tutup sirip ekor. Sirip dada dan sirip perut masing-masing ada sepasang dengan berukuran kecil. Sirip anus hanya satu buah dan berbentuk agak panjang, sementara sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk membulat (Sukanto, 1992).



B. Teknik Pembedahan
Dalam melakukan perangsangan reproduksi ikan, umumnya digunakan hormone hipofisa untuk memacu terjadinya pemijahan, walapun kondisi lingkungan kurang mendukung. Perangsangan reproduksi ini melalui penyuntikan induk ikan dengan ekstraksi kelenjar pituitary (hypophisis) yang diambil dari ikan dewasa umumnya dari ikan sejenis atau ikan lain yang kekerabatannya masih dekat (Syafei dkk., 1993)
Reproduksi ikan dikendalikan oleh sumber utama hipotalamus-hipofisa-gonad. Secara alamiah, keadaan lingkungan seperti suhu, cahaya dan cuaca diterima oleh organ perasa yang meneruskannya ke system syaraf pusat. Kemudian hipotalamus mensekresikan GnRH (Gonadotropin Realising Hormone) yan bekerja merangsang kelenjar hipofisa untuk mensekresikan hormone steroid, perkembangan dan pematangan gonad serta pemijahan (Yusnaini 1998)
Hipofisa bertujuan untuk mempercepat kematangan gonad 10 – 12 jam sebelum memijah disuntik dengan kelenjar hipofisa. Kematangan gonad tergantung dari ukuran dan bentuk hewan (O-fish, 2008).
Kompleksitas dari sejumlah proses kontrol fisiologi pada teleostei telah di pelajari menyusul pembedahan dengan pemotongan beberapa jaringan. Selanjutnya, aspek tertentu dari produksi budidaya laut masih tergantung pada manipulasi pembedahan, salah satu contoh sederhana adalah ablasi atau pemotongan kelenjar pada hypophysectoning untuk contoh yang kompleks (Yusnaini, dkk, 2009).
Hipofisa mengendalikan fungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin lainnya. Hipofisa dikendalikan oleh hipotalamus, yaitu bagian otak yang terletak tepat diatashipofisa. Hipofisa memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan lobus posterior (belakang). Hipotalamus mengendalikan lobus anterior (adenohipofisa) dengan cara melepaskan faktor atau zat yang menyerupai hormon, melalui pembuluh darah yang secara langsung menghubungkan keduanya. Pengendalian lobus posterior (neurohipofisa) dilakukan melalui impuls saraf (Anonim, 2009).















III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, Tanggal 15 April 2009, pada pukul 12.30 – 02.00 WITA. Tempat dilaksankannya praktikum ini adalah di laboratorium Unit Dasar C Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo Kendari.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 12 yaitu sebagai berikut :
Tabel 12. Alat yang digunakan pada praktikum teknik pembedahan
No. Alat dan Bahan Kegunaan
A. Alat
1. Pisau bedah Membedah ikan
2 Kapas Membersihkan ikan dari kotoran
B. Bahan
1. Ikan nila (O. Niloticus) Hewan uji pembedahan
C. Prosedur Kerja
1. Memotong bagian kepala dari ikan nila.
2. Memotongnya menjadi dua bagian
3. Mengamati hipofisanya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan






Gambar 7. Hipofisa ikan nila

B. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada percobaan ini yaitu pembedahan ikan nila gift ini dengan memotong bagian kepala menjadi dua bagian, setelah itu kita mengamati hipofisa dari ikan nila tersebut. Salah satu bagian dorsal ikan harus terlentang pada meja operasi. Lendir harus dibersihkan, dengan mengelupaskan kulit diminimalkan dengan menggunakan gerakan menghapus/mengusap dari anterior dan posterior. Pemotongan diperbesar dengan menggunakan pisau bedah yang lain atau gunting. Hal ini sejalan degan pernyataan Medicastore (2009) yang menyatakan bahwa Pengambilan hipofisa dilakukan dengan Cara memotong kepala ikan nila tepat di belakang tutup insang. Kemudian kepalanya dipotong lagi secara horisontal di atas mata ke bagian depan. Hipofisa akan tampak di rongga tulang kepala sebagai bulatan putih kecil. Hipofisa ini dapat diangkat dengan menggunakan pinset. Sesudah diambil, hipofisa dapat digerus dalam tabung kaca atau mortar kecil menggunakan penggerus kaca- Lalu, tambahkan larutan garam 0,7% atau 0,5-1,0 ml akuabidest dan aduk merata. Biarkan campuran tersebut hingga mengendap. Bila alatnya tersedia, campuran tersebut dapat disentrifugasikan. Setelah mengendap, ambil larutan bagian atas yang bening dengan menggunakan suntikan atau spuit (syringe). Cairan tersebut merupakan substansi hormon dan siap digunakan.
Pada praktikum ini dimana yang dilihat adalah kelenjar Hipofisa yang bertujuan untuk mempercepat kematangan gonad 10 – 12 jam sebelum memijah disuntik dengan kelenjar hipofisa hal ini didukung dengan pernyataan syafei dkk ( 1993) yang menyatakan bahwa dalam melakukan perangsangan reproduksi ikan, umumnya digunakan hormone hipofisa untuk memacu terjadinya pemijahan, walapun kondisi lingkungan kurang mendukung. Perangsangan reproduksi ini melalui penyuntikan induk ikan dengan ekstraksi kelenjar pituitary (hypophisis) yang diambil dari ikan dewasa umumnya dari ikan sejenis atau ikan lain yang kekerabatannya masih dekat. Hal inididukung pula oleh Yusnaini dkk, (2009) yang mengemukakan bahwa kematangan gonad tergantung dari ukuran dan bentuk hewan. Untuk melihat hipofisanya dibutuhkan sejumlah alat kecil. Gonadotomy dapat dilakukan dengan menggunakan gunting, pisau bedah dan jarum.

V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Adapun Simpulan dari praktikum teknik pembedahan ini yaitu sebagai berikut:
- kelenjar Hipofisa bertujuan untuk mempercepat kematangan gonad 10 – 12 jam
- Pengambilan hipofisa dilakukan dengan Cara memotong kepala ikan nila tepat di belakang tutup insang. Selanjutnya kepalanya dipotong lagi secara horisontal di atas mata ke bagian depan.
- Pembedahan ikan nila gift ini dengan memotong bagian kepala menjadi dua bagian, setelah itu kita mengamati hipofisa dari ikan nila tersebut.
B. Saran
Adapun saran yang dapat saya ajukan dalam praktikm ini agar yang dilihat dalam pembedahan ini bukan hanya kelenjar hipofisa tetapi dapat diteliti aspek-aspek lain yang terdapat dalam tubuh ikan itu sendiri.





DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Budidaya Ikan Hias Dengan Pemijahan Buatan. www.net.id.com.html.
Sukanto. 1992. Kualitas suatu perairan berbagai organisme. Gramedia. Jakarta
Kordi,G., 1997. Budidaya Ikan Nila. Dahara Prize. Semarang.
Masiani, 2001. Tehnik Pembesaran Nila Gift (O. niloticus). Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian. Universitas Haluoleo. Kendari.

O-fish. www.O-Fish.net.id.com, 2008.
Medicastore. www. medicastore.net.id.com, 2009
Syafei, D.S., Rahardjo, R. Affandi, M. Brojo dan Sulistiono, 1993. Fisiologi Ikan II Reproduksi Ikan. bogor

Yusnaini, 1998. Pengarh Ekstraksi Kelenjar Hiptalamus, Hipofisa dan Gonad Ikan Mujair (Oreocromis mosambicus) terhadap Sperma Ikan Nila Merah (Oreocromis niloticus). Lembaga Penelitian Universitas Haluoleo. Kendari.

Yusnaini, Idris, M., Nurdin, A.R., Rosmawati, 2009. Penuntun Praktikum Fisiologi. Universitas Haluoleo. Kendari

0 komentar: