Sabtu, 27 Maret 2010

Laporan Dasar-dasar Aqucultur

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Lele dumbo, merupakan ikan ekonomis penting. Permintaan pasar (kosumen) terhadap lele dumbo cenderung meningkat dengan harganya di pasar cukup tinggi. Sejak tahun 1989, nama lele dumbo begitu top. Ikan lele dumbo merupakan ikan hasil perkawinan antara ikan lele afrika dan lele Taiwan. Nama latin ikan lele dumbo pada mulanya adalah Clarias fuscus, tetapi hasil identifikasi para ahli perikanan menyatakan bahwa nama latin ikan lele dumbo sebenarnya adalah Clarias garipienus. Lele hibrida eks impor dari Taiwan ini mempunyai sifat-sifat yang lebih unggul dibanding jenis ikan lainnya. Keunggulan itu adalah pertumbuhannya cepat, rasanya enak dan kandungan gizinya tinggi. Untuk mencapai berat 0,2-0,3 kg, lele dumbo hanya membutuhkan waktu sekitar 3 bulan, sedangkan lele dumbo ini seolah menutup kekurangan lele lokal yang nota bene sangat lambat perkembangannya, sehingga sangat menguntungkan bila lele dumbo diternakkan untuk diperjualbelikan.
Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan maka perlu adanya pertumbuhan alami arti pertambahan bobot tubuh ikan yang akan menentukan besarnya produksi. Produksi ikan lele dumbo merupakan sumber gizi dan dapat diolah menjadi aneka makanan yang rasanya lezat. Daging ikan lele dumbo mengandung protein 17,7%, lemak 4,8%, mineral 1,2% dan nutrisi lainnya.
Dari sekian banyak jenis ikan lele, ada 6 jenis yang mempunyai potensi pedagangan yaitu jenis lele local (Clarias batrachus), Clarias melanoderma, lindi (Clarias nieuwhifi), lele kembang (Clarias teysmanni), Clarias leaiacantus, dan lele introduksi atau lele dumbo (Clarias gariepinus). Prospek agribisnis ikan lele dumbo cukup baik, terutama untuk memenuhi permintaan pasar di kota-kota besar. Sehingga dituntut untuk mempraktekkan teknik budidaya secara intensif. Budidaya (pemeliharaan) ikan lele dumbo secara intensif ditandai antara lain dengan penerapan teknologi, terutama pemberian makanan buatan (pakan) yang bergizi lengkap dan seimbang untuk mendukung kehidupan dan pertumbuhan ikan.
Ikan lele dumbo dikenal mempunyai sifat pertumbuhan yang lebih cepat,mudah dipelihara atau dibudidayakan dan mempunyai nilai ekonomis tinggi, kulit tiak bersisik dan berwarna hitam dan warna kulit menjadi lebih terang apabila terkejut, mempunyai mulut yang lebar,mampu mengambil makanan dari dasar, dapat tahan hidup dalamair yang kandungannya oksigennya rendah bahkan dapat hidup di darat untuk beberapa jam tergantung kelembapan udara di sekelilingnya. Hal tersebut yang membedakan dengan ikan lele lokal. Sehingga perlu dilakukan pembudidayaan ikan lele dumbo dan sekarang banyak yang membudidayakan ikan lele dumbo khususnya di pekarangan sempit dengan sedikit kreativitas, sebagian lahan pekarangan dapat di gunakan untuk membudidayakan lele dumbo khususnya di taman sekitar kolam.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dapat ditarik dalam makalah ini yaitu bagaimana cara membudidayakan Ikan Lele Dumbo.




C. Tujuan
Tujuan dari budidaya lele dumbo adalah untuk memamfaatkan sumber daya lahan semaksimal mungkin secara berkelanjutan agar dapat memberikan keuntungan dan meningkatkan produktivitas ikan persatuan luas lahan dari pengembangan budidaya ikan lele dumbo.























II. PEMBAHASAN

Ikan lele dumbo termasuk ikan pemakan segala bahan makanan (omnivor), baik bahan hewani maupun nabati. Dilihat dari jumlahnya, ikan lele dumbo banyak memakan bahan hewani dibandingkan dengan bahan nabati. Dalam siklus hidupnya, ikan lele dumbo yang hidup diperairan umum berpjah pada awal musim hujan. Namun demikian, dikolam pemijahan ikan lele dumbo bias memijah sepanjang tahun.
Biasanya apabila ikan lele bertelur akan berada didalam sarang. Besarnya sarang tergantung pada besarnya induk tersebut. Seekor lele dumbo betina mampu bertelur antara 1000-4000 butir yang akan diletakkan diatas dasar sarang. Proses spermanya di sekitar telur-telur tersebut. Selanjutnya telur yang telah dibuahi akan menetas dalam jangka waktu selama 2-3 hari. Selama itu telur akan dijaga oleh lele dumbo betina samapai menetas menjadi lele kecil.
A. Menyiapkan Kolam Pembesaran
Lele dumbo sebenarnya dapat di budidayakan secara intensif dan dapat pula dibudidayakan secara tradisional. Memang lele ini dapat hidup dikolam yang kondisinya kurang baik. Dalam air yang keruh dan jarang diganti sekalipun, dimana ikan –ikan jenis lainnya tidak dapat bertahan hidup, ikan lele ini dapat hidup dan menjadi besar. Namun, pembudidayaan lele dumbo dengan cara semacam ini tidak memberi hasil yang memuaskan. Oleh sebab itu, harus melakukan pembudidayaan secara intensif. Kolam tempat pemeliharaan lele dumbo untuk pembudidayaan secara intensif tidak boleh hanya asal membuat kubangan saja. Harus dipertimbangkan banyak faktor teknis. Tentu saja pertimbangan segi efisiensi biaya juga perlu diperhatikan.
- Pemilihan Lokasi
Langkah pertama yang perlu diperhatikan untuk membuat kolam di pekarangan adalah memilih lokasi yang tepat. Hal ini penting karena akan berpengaruh pada segi efisiensi biaya dan keindahan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memlih lokasi ini adalah sebagai berikut:
* Kolam harus lebih tinggi dibanding selokan agar pembuangan air lancar. Caranya, pilih lokasi yang permukaan tanahnya lebih tinggi dibanding permukaan air selokan, sehingga tidak perlu tambahan biaya. Bila tidak memungkinkan, kolam dibuat diatas permukaan tanah.
* Kolam sedapat mungkin dekat dengan sumber air dan selokan, agar biaya pembuatan saluran lebih murah. Letak dan bentuk kolam harus sesuai dengan perencanaan taman.
* Letak kolam hendaknya di tempat yang teduh, tetapi tidak berada di bawah pohon yang daunnya mudah rontok.
- Ukuran Kolam
Ukuran kolam yang ideal sangat tergantung pada jumlah lele yang akan dipelihara. Sebagai pedoman, setiap 1 m3 air dapat menampung 30-50 ekor lele berukuran sekitar 10 cm. Bila kedalaman kolam 1-1,5 m, maka setiap 1 m2 kolam dapat digunakan untuk memelihara paing sedikit 30 ekor lele.


- Bentuk dan Posisi Kolam
Bentuk segi empat persegi panjang akan membutuhkan ruang dan biaya yang lebih sedikit. Dinding kolam sebaiknya dibuat tegak lurus, karena lele memiliki patil yang dapat digunakan untuk merangkak dengan berpijak pada dinding yang agak miring. Dasar kolam sebaiknya dibuat agak miring kearah pintu pengeluaran air, agar pengeringan kolam tidak mengalami kesulitan.
Dilihat dari posisinya , kolam dapat dibuat 3 cara:
1. Kolam dibuat di atas permukaan tanah (top land)
Jenis kolam ini dibuat tanpa membuat lubang tanah sebelumnya, sehingga seluruh dinding kolam berada diatas permukaan tanah. Bagian yang masuk kedalam tananh hanya pondasi dinding dan dasar kolamnya saja. Keuntungannya yaitu menghemat tenaga karena tidak perlu membuat lubang dan mempermudah pembuangan air. Kelemahannya yaitu dapat mengurangi keindahan karena dindingnya sangat menonjol.
2. Kolam dibuat dibawah permukaan tanah (under land)
Kolam ini dibuat dengan cara melubangi tanah sesuai dengan bentuk dan ukuran .tanah. Dinding kolam yang menonjol diatas permukaan tanah hanya 20-30 cm, untuk mencegah meluapnya air hujan ke dalam kolam.
Kelebihannya, dinding kolam tidak menonjol, sehingga tidak mengganggu pemandangan dan tidak menimbulkan kesan sumpek untuk pekarangan sempit. Kekurangannya, membutuhkan tenaga kerja cukup banyak untuk mengali lubang. Disamping itu sulit dalam pembuangan air kecuali bila permukaan tanah diluar pekarangan cukup rendah sehingga dasar kolam tetap mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada permukaan air selokan. Untuk mengatasi sulitnya pembuangan air, biasanya disamping kolam dibuat pula lubang tanah yang tidak disemen dengan posisi lebih rendah daripada dasar kolam. Dengan demikian air buangan dapat dialirkan ke lubang tersebut dan dapat langsung meresap kedalam tanah.
3. Kombinasi antara top land dan under land
Kolam jernih ini dibuat juga dengan cara membuat lubang tanah. Namun, kedalaman lubang ½ kali tinggi kolam. Sebagian volume kolam akan berada dibawah permukaan tanah dan sebagian berada diatas permukaan tanah.
Keuntungan dari posisi ini ialah dinding kolam tidak terlalu menonjol, tenaga kerja pembuangan kolam tidak terlalu banyak, dan pembuangan air tidak sulit. Akan lebih baik lagi bila kedudukan permukaan dasar kolam sedikit lebih tinggi daripada ketinggian permukaan air selokan. Hal ini akan lebih mempermudah pembuangan.
- Tahap Persiapan dan Pembuatan Kolam
Tahap pertama yang harus dikerjakan dalam membuat kolam adalah merancang bentuk dan posisinya. Tahap selanjutnya adalah menyediakan alat dan bahan-bahan yang diperlukan. Alat-alat yang diperlukan dalam membuat kola mini adalah alat-alat pertukangan biasa seperti cangkul, meteran, sekop kecil, patok dan kayu papan. Sedangkan bahan yang diperlukan adalah batu-bata, semen, pasir, batu cor dan pipa paralon.




Tahapan selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Merancang bentuk dan posisinya. Setelah itu, tanah diukur dan ditandai. Kemudian bentuk yang dicangkul dengan kedalaman sesuai dengan yang dikehendaki. Untuk kolam top land, bagian yang dicangkul adalah bagian pondasi dan dasar kolam. Sedangkan kolam under land, Selain pondasi dan dasar kolam, ditambah kedalaman kolam. Demikian pula engan kolam gabungan antara top land dan under land.
2. Pondasi dapat dibuat dari potongan batu bata yang dipasang berseling, melintang memanjang kira-kira tiga tingkat. Pasangan setengan batu bata yang disusun memanjang dapat digunakan sebagai dinding. Adukan semen dengan pasir harus tepat yakni perbandingan 1:4. Dinding bagian dalam dibuat tegak, sedang dinding bagian luar bias miring atau tegak.
3. Dasar kolam sedikit miring kearah saluran pembuangan, agar mempermudah pengeringan kolam. Dasar kolam terdiri dari beberapa lapisan, yaitu pasir setebal 3-5 cm, beton setebal 5-8 cm, dan lapisan semen setebal 2 mm. Jika tanahnya gembur lapisan beton dapat dipertebal.
4. Bagian bibir kolam dibuat sekitar 30 cm agar lele tidak kabur dengan cara melompat.agar lebih aman bibir kolam apat dibuat agak menjorok kedalam sejauh 15-30 cm, tergantung luas kolam.
5. Saluran pemasukan air dibuat minimum 20 cm diatas permukaan air agar curahan air dapat melarutkan oksigen. Saluran dilengkapi dengan kran untuk mengatur besar kecilnya debit air. Saluran pembuangan, berfungsi untuk membuang kelebihan air secara otomatis. Saluran ini diberi saringan agar lele tidak keluar melalui saluran ini
- Memperindah Lingkungan Kolam
Bibir kolam dibuat berlekuk dan disekitarnya ditanami rumput-rumput atau tanaman hias pendek dengan latar belakang tanaman hias yang agak tinggi. Untuk mengaburkan bentuk kolam top land yang menonjol, kolam dapat dibuat bertingkat-tingkat. Atau dapat pula dibuat gunung-gunungan dari tanah yang ditanami rumput-rumputan sehingga kolam tampak seperti kawah.
B. Mendapatkan Benih
Benih merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya lele dumbo.
- Cara Memperoleh Benih
Benih lele dapat diperoleh dengan dua cara yaitu menangkapnya di alam bebas atau membuat pemijahan secara buatan pada kolam yang dipersiapkan secara khusus. Atau membelinya pada penangkar-penangkar benih atau di tempat-tempat resmi yang kualitas dan kesehatannya terjamin.
- Ukuran dan Jenis benih
Benih lele harus benar-benar dari jenis dumbo. Benih dumbo memiliki warna muda, perutnya berwarna putih, dan tubuhnya terdapat titik-titik putih berpola garis melintang. Ukuran benih harus seragam, berkisar 10-15 cm. Benih yang terlalu berbeda ukurannya menyebabkan benih kecil diserang oleh benih berukuran besar. Dalam setiap 1 m3 air kolam dapat diisi 35-50 ekor benih berukuran10-15 cm. Makin besar benih, populasi benih harus makin jarang agar gerakan lele leluasa. Kondisi benih yang sehat memiliki ciri lincah bergerak dan tidak terdapat luka.
- Pengepakan dan Pengangkutan Benih
Selama pengangkutan kekolam pembesaran, benih lele dapat mengalami stress akibat perubahan-perubahan lngkungan yang sifatnya mendadak. Benih lele dapa dikemas menjadi dua cara yaitu terbuka dan tertutup. Cara terbuka biasanya dilakukan apabila benih diangkut tidak terlalu jauh atau dibeli dari tempat pembenihan yang tidak memiliki tabung pengisi oksigen. Cara ini dinilai kurang praktis karena air dapat tumpah oleh guncangan-guncangan selama pengangkutan. Pengangkutan cara tertutup dinilai cukup praktis dan biasanya dilakukan ditempat-tempat pembenihan yang sudah baik.
C. Pembesaran
Juga memerlukan tahap pemeliharaan yang ideal pula.
- Penebaran benih
Pada saat penebaran benih dilakukan tahap-tahap sebagai berikut:
* Benih yang telah dibeli dari tempat pembenihan segera ditebarkan ke kolam.
* Kantong plastic berisi benih dimasukkan ke kolam, agar suhunya sesuai dengan suhu kolam.
* Air kolam dimasukkan kedalam kantong plastic dan dibiarkan mengapung di kolam selama 5-10 menit.
* Selama pengangkutan, besar kemungkinan benih stress akibat perubahan lingkungan. Agar benih tidak terlalu mengalami stress saat melepas ke kolam harus menggunakan cara berikut masukkan larutan PK 5 gr/m3 kekolam agar bibit penyakit yang dibawa benih mati. Kemmudian masukkan benih yang masih berada dalam plastik terikat kedalam kolam selama satu jam.
* Bila volume dalam plastik benih banyak, keluarkan setengah volume air dan ganti dengan air sedikit kolam sampai volumenya seperti semula. Bila volume air sedikit, tambahkan air kolam sebanyak setengah volume kedalam plastic benih. Biarkan selama sepuluh menit. Setelah itu, benih dilepaskan kekolam. Dua puluh empat jam setelah itu, air harus diganti dengan yang baru agar kandungan PK hilang.
* Bila ingin memelihara lele dalam ukuran yang berbeda, kolam harus disekat.
- Pengaturan Air
Air dalam kolam senantiasa mengalami perubahan baik dalam hal jumlah, sifat fisik dan kimianya. Hal ini akibat perubahan itu, suatu saat kondisi air tidak mampu mndukung kehidupan dan pertumbuhan lele secara baik. Misalnya, volume air atau kandungan O2 sangat rendah. Sehingga diperlukan pengaturan air secara kontinu.
Penggantian air dapat dilakukan dengan cara, air dikeluarkan kira-kira ½ dari air kolam yang akan diganti dengan cara membuka saluran pembuangan air. Saluran pemasukan air kemudian dibuka untuk mengganti seluruh air yang telah dkeluarkan.
Cara mengetahui debit air adalah, membuka saluran air dan ditampung dalam kaleng ukuran 1 atau 2 liter hingga penuh. Menghitung waktu yang diperlukan unuk mengisi kaleng tersebut hingga penuh.


-Pemberian Pakan
Beberapa peternak lele sering memberikan pupuk organic maupun anorganik kedalam kolam agar pakan alami lele dapat tumbuh dengan subur. Caranya dengan menabukan secara merata campuran pupuk kandang 500-900 gr, urea 20 gr/m¬¬¬¬¬¬2, dan TSP 20 gr/m2. Penaburan dilakukan satu minggu sebelum benih ikan dilepaskan. Untuk mempercepat pertmbuhan lele, beberapa peternak tradisional sering memberikan pakan tambahan yang mengandung protein seperti dedak dll. Namun perlu diketahui bila lele dumbo dipelihara secara intensif maka pakannya juga harus lebih baik. Cara pemberian pakan yang diajurkan adalah dengan metode fooding sistem yaitu pemberian pakan yang mengutamakan makanan tambahan dalam bentuk pelet. Jumlah pellet yang diberikan tidak boleh berlebihan karena benda ini merupakan bahan organik yang dapat terurai didalam air. Jenis-jenis pakan lain yang boleh diberikan sebagai selingan misalnya usus, bekicot dll. Pemberian pakan yang tidak berbentuk pelet sering hancur jika dimasukkan kedalam air. Akibatnya sulit ditangkap oleh lele kadang-kadang pakan ini juga langsung turun kedasar kolam dan bercampur dengan Lumpur tanpa smpat dimakan lele. Pemberian pakan yang berlebihan ditandai dengan makanan yang tidak disentuh. Pemberian pakan yang kurang, ditandai oleh berebutnya lele untuk memperoleh pakan. Pemberian pakan yang cukup ditandai oleh banyaknya lele yang berebut pakan.
-Biaya Pembesaran benih
Banyaknya biaya yang dibutuhkann untuk membesarkan lele dumbo sangat tergantung pada harga bahan-bahan. Lama pembesaran dan sumber air.

D. Pengendalian Hama dan Penyakit
- Tindakan yang diperlukan untuk mencegah hama penyakit lele dumbo adalah sebagai berikut:
• Pergantian air harus teratur, karena penyakit yang disebabkan oleh protozoa Ichthyopthiurius Multifilis, timbul pada kolam yang airnya tidak pernah diganti.
• Pemberian pakan dengan gizi yang cukup, sehingga lele mempunyai ketahanan tubuh
Yang prima dan tidak mudah terserang penyakit.
• Hindarkan lele dari kondisi stress baik selama pengangkutan benih, pelepasan benih,
Atau karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung kehidupan secara baik seperti perubahan suhu air yang mendukung.
• Pilih lele yang betul-betul sehat dan pengangkutan dan penangkapan ikan harus dilakukan secara hati-hati agar tidak menimbulkan luka yang dapat mengundang penyakit.
• Untuk mencegah serangan penyakit karena benih dan air kemasan selama pengangkutan, sebelum benih ditebar sebaiknya diberi larutan PK 5 gr/m3 air.
• Kondisi kolam harus dijaga kebersihannya dari sampah, ikan-ikan mati, dan sisa-sisa bahan organik lainnya agar tidak menimbulkan jamur yang merugikan.
• Kolam sering dikontrol sehingga penyakit dapat sedini mungkin diketahui. Apabila ada lele yang terserang, harus segera diasingkan dan diobati agar tidak sempat menular pada yang lainnya. Sementara itu ikan lainnya diberi tambahan vitamin pada menu makanan agar kekebalan tubuhnya meningkat.
• Setelah panen, kolam haus dibersihkan menurut aturan jika akan digunakan untuk membesarkan lele kembali.
- Jenis dan Penanggulangannya
Yang dimaksud dengan hama pada lele adalah binatang tinggi yang langsung mengganggu kehidupan lele baik dengan cara menghisap cairan atau memakan sebagian/seluruh tubuh lele, sehingga menimbulkan luka atau kematian. Di alam bebas dan kolam terbuka, hama yang sering menyerang lele antara lain berang-berang, ula, katak, burung, serangga, musang air, ikan gabus an belut. Namun di pekarangan untuk kalangan hobiis umumnya hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Apalagi bila pembudidayaan bertempat tinggal di perkotaan.
- Jenis Penyakit Parasiter dan Penanggulangan
Yang dimaksud dengan penyakit parasiter adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur dan protozoa yang berukuran kecil. Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang lele dumbo adalah sebagai berikut.
a. Bakteri aeromonas dan pseudomonas
- Gejala
Ikan sering mengapung dipermukaan, nafsu makan rendah, gerakan lambat, lemah, mudah ditangkap dan suka menggosok-gosokkan badannya di benda-benda lain; kulit kasar dan pada beberapa bagian tampak lemah; sirip pecah-pecah, timbul bisul-bisul yang dapat menyebabkan borok; terjadi pendarahan terutama pada dada, perut dan pangkal sirip; insang umumnya rusak dan berubah warna menjadi keputihan atau kebiruan.
- Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri aeromonas dan pseudomonas. Penyakit ini sangat ganas, mudah menular, dan dapat menimbulkan kematian.
- Penanggulangan
Lele yang terlanjur sakit parah, tetapi jumlahnya sedikit, misalnya 3 ekor, sebaiknya dibak.
Apabila jumlah lele yang terserang cukup banyak, sebaiknya langsung diobati di kolam. Namun, bila jumlah lele yang sudah nyata-nyata terserang baru sedikit sebaiknya pengobatan dipisahkan. Bila sudah parah sebaiknya lele dibakar. Namun, bila belum parah, misal insang belum rusak, kulit masih tampak berlendir, masih bias diobati pada tempat yang terpisah. Sementara itu, air kolam untuk ikan yang masih sehat atau air untuk pemeliharaan ikan sakit diberi PK 3 gram/m3 selama 24 jam. Setelah 24 jam, air diganti dengan yang baru. Pemberian PK ini diulangi 3-4 hari sampai semua ikan sehat kembali. Selain diobati melalui air, ikan juga diobati dengan antibiotik, misalnya, tetracyclin, kemicitin, streptomisin, yang dicampur dalam menu makanannya dengan dosis 1 mg/100 gram ikan/hari selama 2-3 minggu. Setiap alat-alat atau tangan menyetuh air dan ikan yang sakit sebaiknya segera direndam dalam larutan PK 1 gram/50 liter air.



b. Penyakit bintik putih
- Gejala
Muncul bintik putih pada permukaan kulit dan insang ikan.
- Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh protozoa Ichthyophipius multipilis, umumnya menyerang lele yang ada di kolam yang tidak diganti airnya.
- Penanggulangan
Penggantian air yang teratur akan dapat mencegah berjangkitnya penyakit ini. Apabila sudah terserang parah sebaiknya lele segera dibakar agar tidak menulari yang lainnya, karena lele yang sudah sakit parah akan sulit disembuhkan. Lele yang belum begitu parah dapat disembuhkan dengan merendamnya dalam larutan garam dapur (30 gram/l air) dalam waktu 1 jam dan dilakukan setiap hari, selama 3-5 hari berturut-turut. Sementara itu, lele ya ng masih sehat ditampung dalam ember dan direndam dalam larutan garam dapur dosis 20 gram/ l air selama 1 jam. Kolam dikeringkan lalu diberi kapur 0,1 kg/m2 dan diberikan selama 3 hari. Setelah 3 hari, kolam boleh dipakai kembali dengan aman. Setelah ada serangan penyakit ini sebaiknya penggantian air lebih sering dilakukan.
c. Penyakit yang disebabkan oleh jamur
- Gejala
Gejala yang ditimbulkannya oleh adanya penyakit jamur ini antara lain tumbuhnya serabut-serabut putih seperti kapas pada bagian tubuh yang luka atau yang terserang.

- Penyebab
Penyakit ini sering menyerang ikan antara lain adalah Saprolegnia dan Achlya. Peyakit ini umumnya banyak dijumpai pada kolam yang banyak yang mengandung bahan organik dan menyerang lele yang kondisinya lemah sakit atau luka.
- Penanggulangan
Untuk mengobati pnyakit ini lele sakit direndam dalam larutan PK 1 gram / 1001 selama 10 menit atau dalam larutan gagram / 1 selama 10 menit. Tindakan ini diulangi setiap hari sampai lele sembuh.
d. penyakit non Parasit
- Gejala
Gejala dari penyakit ini ditandai dengan stress, seperti ketakutan, nafsu makan berkurang, pertumbuhan lambat, atau bentuk badan tidak sempurna.
- Penyebab
Penyebabnya disebabkan oleh gangguan mikrooranisme / organisme lainnya, tetapi disebabkan oleh gangguan lingkungan, seperti perubahan suhu, pH, kandungan gas-gas(CO2) dll.
- Penanggulangan
Untuk mencegahnya harus diterapkan norma-norma pemeliharaan dengan baik seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Apabila lele sakit segera diobati, auhu terlalu tinggi diberi peneduh sementara air diganti dengan yang suhunya lebih dingin sehingga suhu turun secara perlahan-lahan.


E. Panen
Pemanenan dapat dilakukan sebagai berikut:
• Pemanenan sekaligus dilakukan dengan mengeluarkan sebagianbesar air sehingga penangkapan mudah dilakukan. Gunakan jaring apung
• Pemanenan bertahap dilakukan dengan menggunakan pancing atau jaring. Bila menggunakan pancing biarkan lele lapar terlebih dahulu. Bila menggunakan jaring pemanenan dilakukan bersamaan dengan pemberian pakan sehingga lele mudah ditangkap.














III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:
1. Ikan lele dumbo dikenal mempunyai sifat pertumbuhan yang lebih cepat,mudah dipelihara atau dibudidayakan dan mempunyai nilai ekonomis tinggi, kulit tiak bersisik dan berwarna hitam dan warna kulit menjadi lebih terang apabila terkejut, mempunyai mulut yang lebar,mampu mengambil makanan dari dasar, dapat tahan hidup dalamair yang kandungannya oksigennya rendah bahkan dapat hidup di darat untuk beberapa jam tergantung kelembapan udara di sekelilingnya.
2. Dalam budidaya ikan lele dumbo yang harus diperhatikan yaitu: Menyiapkan kolam pembesaran, Mendapatkan benih, Pembesaran, Pengendalian hama dan penyakit, dan panen.

0 komentar: